Lampung, genbinesia.or.id – Yayasan IAR (International Animal Rescue) Indonesia mengadakan Foraging for Wild Plants Workshop di Kawasan Way Rillau, KPHL Batutegi, Kabupaten Tanggamus, Lampung pada tanggal 6 sampai 8 September 2019. Acara ini merupakan program capacity building untuk tim lapangan Yayasan Yayasan IAR Indonesia, KPHL Batutegi dan pendampingan bagi mahasiswa Jurusan Biologi, FMIPA Unila melalui kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa Ecology Club, dengan total peserta 27 orang.
Workshop ini memberikan edukasi mengenai teknik foraging atau meramban tumbuhan liar berguna melalui praktik langsung di alam bebas, mengenalkan tumbuhan liar berguna untuk berbagai keperluan manusia misalnya sebagai pangan, obat, perkakas maupun fungsi lainnya. serta menginventarisasi flora berguna kawasan, bioprospeksi maupun bioekonominya. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Yayasan Generasi Biologi Indonesia (Genbinesia). yang dihadiri langsung oleh Ketua Yayasan, Heri Santoso, pakar botani dan instruktur foraging merupakan pemateri utama selama kegiatan berlangsung.
Miftakhul Huda selaku Project Director dari Foraging for Wild Plants Workshop ini menjelaskan workshop ini akan dilakukan melalui pemahaman materi di dalam ruang serta jelajah langsung di alam bebas, yang dibagi dalam tiga hari kegiatan. Cakupan workshop ini meliputi 6 bagian, diantaranya (1) Morfologi dan Anatomi Tumbuhan, (2) Teknik Dasar Identifikasi Tumbuhan, (3) Family dari Kingdom Plantae, (4) Panduan Eksplorasi Tumbuhan Liar Berguna, (5) Foraging dan Eksplorasi Tumbuhan Liar, dan (6) Pengelolaan dan Konservasi Tumbuhan Liar. Terdapat pula aktivitas jungle cooking atau memakan makanan yang langsung diperoleh dari dalam hutan kawasan.
“Melalui workshop foraging ini, diharapkan peserta memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi tumbuhan liar berguna, serta dapat mempraktekkan cara penggunaan tanaman liar untuk berbagai keperluan hidup”, harap Miftakhul.
Workshop foraging ini juga akan mengumpulkan sebanyak 100 jenis tumbuhan dengan masing-masing jenis sebanyak tiga rangkap, di sekitar kawasan Way Rillau, KPHL Batutegi, Tanggamus, Lampung, yang dilakukan dengan metode jelajah (cruising method) dan observasi langsung yang kemudian diidentifikasi jenis/spesiesnya baik secara langsung maupun dan diteliti kegunaannya melalui wawancara dengan masyarakat setempat serta studi pustaka. Nantinya, tumbuhan yang dikumpulkan akan diinventarisasi dan diawetkan menjadi herbarium kering sebagai bahan edukasi bagi Yayasan Generasi Biologi Indonesia, Jurusan Biologi Universitas Lampung, serta KPHL Batutegi. Selain itu, hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan workshop ini adalah dihasilkannya publikasi dari jenis-jenis tumbuhan liar berguna yang ada di kawasan KPHL Batuteg, baik dalam bentuk jurnal maupun buku.
Aris Subagyo selaku peserta workshop mengaku sangat antusias dengan adanya workshop ini. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi sumber ilmu terutama bagi mahasiswa maupun tim lapangan terkait cara mengidentifikasi tumbuhan beserta manfaatnya, teknik mengambil foto tumbuhan yang benar, dan membuat dirinya semakin tertarik untuk mendalami ilmu botani.
Selain itu, Kepala KPHL Batutegi, Ir. Yanyan Ruchyansyah, M. Si yang hadir sekaligus membuka acara tersebut mengatakan bahwa aktivitas foraging atau meramban ini harus mulai digaungkan kepada masyarakat kembali, karena perannya amat penting bagi manusia sebagai upaya bertahan hidup dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya, khususnya sumber daya tumbuhan.
“Kemampuan foraging ini menjadi penting agar masyarakat bisa mengetahui manfaat dari tumbuhan di sekitar mereka, terutama di sekitar wilayah Batutegi yang memiliki potensi tumbuhan yang beranekaragam”, ungkapnya.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada IAR, Jurusan Biologi Universitas Lampung, serta Yayasan Genbinesia atas kerjasamanya sehingga terlaksana kegiatan workshop foraging di KPLH Batutegi ini”, tutupnya.