Bali, genbinesia.or.id – Yayasan Tambora Muda mengadakan Conservation Camp 2020 bertempat di Taman Nasional Bali Barat, Bali pada tanggal 20 – 29 Januari 2020. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas diri para peneliti dan praktisi muda Indonesia untuk pelestarian biodiversitas Indonesia. Conservation camp diikuti oleh 20 peserta terseleksi berlatar belakang mahasiswa, fresh graduate, dan pemula karir konservasi yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia.
Kegiatan conservation camp kedua ini dikemas dalam tiga aktivitas utama yaitu mini-research, career development, dan thematic talks. Tambora Muda menggandeng berbagai pihak baik lembaga pemerintah, lembaga non-profit (NGO), hingga komunitas sebagai pemateri seperti LIPI, TN Bali Barat, Bali Safari Park, WCS, FNPF, LINI Foundation, Komodo Survival, Yayasan HAKA, Komunitas Trash bag dan lainnya. Pada aktivitas mini-research, Tambora Muda mengundang Generasi Biologi Indonesia Foundation yang diwakili oleh Aisyah Hadi Ramadani, Kepala Divisi Ekologi sebagai narasumber topik survei vegetasi dan penghitungan cadangan karbon. Topik ini diberikan dalam bentuk field survey dimana narasumber memaparkan garis besar konsep dasar dan metode survei vegetasi serta menghitung cadangan karbon kemudian dilanjutkan dengan mengajak peserta untuk praktik secara langsung di lapangan. Aktivitas ini bertujuan untuk memahamkan konsep dasar metode survei vegetasi dan perhitungan cadangan karbon, memberikan keterampilan dalam hal survei vegetasi dan perhitungan cadangan karbon, serta membuat herbarium.
Sesi pertama aktivitas ini dimulai dengan presentasi oleh narasumber mengenai definisi vegetasi, urgensi survei vegetasi, metode-metode survei vegetasi yang meliputi metode plot dan plotless, pertimbangan dalam memilih metode, definisi karbon hingga rumus-rumus pendugaan cadangan karbon. Setelah sesi presentasi berakhir, dilakukan diskusi singkat dan dilanjutkan dengan penyampaian teknis pelaksanaan praktik survei vegetasi sekaligus pengambilan data cadangan karbon. Praktik survei vegetasi dilaksanakan di hutan savana campuran Taman Nasional Bali Barat resort Cekik. Metode yang digunakan dalam survey ini adalah plot kuadrat berukuran (20 x 20)m untuk growthform pohon, (5×5)m tiang, (2×2)m semak, dan (1×1)m tumbuhan bawah. Peserta diminta untuk membangun plot, mengukur diameter setinggi dada, menghitung cacah individu, tutupan kanopi, dan pengenalan spesies tumbuhan yang dibantu oleh Pak Nana, staff TN Bali Barat. Kak Aisyah selaku narasumber memandu penuh jalannya aktivitas dan memberikan arahan sampling vegetasi yang tepat dan efektif. Peserta mengikuti praktik dengan sangat antusias dan kooperatif sehingga berhasil mengkonstruksi 3 plot dalam kawasan savana. Selain itu, peserta juga mengambil beberapa bagian tumbuhan (batang, daun, bunga, dan buah) untuk dijadikan herbarium. Seluruh data yang diperoleh selanjutnya dianalisis guna mendapatkan struktur dan komposisi vegetasi dan banyaknya cadangan karbon pada pohon penyusun hutan.
Sesi analisis data dilakukan pada malam hari dan berhasil diperoleh indeks nilai penting (INP) komunitas. Kegiatan ini mencatat bahwa pohon lontar (Borassus flabelifer) merupakan spesies dominan dan pengatur mikroklimat di habitat hutan savana cekik yang ditandai dengan nilai INP tertinggi. Mini riset ini juga menemukan hadirnya tumbuhan semak invasive Lantana camara dan Chromolaena odorata di lokasi kajian. Analisis lain yang dilakukan adalah penghitungan cadangan karbon. Pada kegiatan ini narasumber memfokuskan pendugaan karbon biomassa di atas tanah (above ground biomass) dari bentuk pertumbuhan pohon dengan data diameter setinggi dada dan cacah individu menggunakan metode non-destructive kemudian dianalisis berdasar rumus allometrik.
Akhir sesi ditutup dengan penyerahan sertifikat narasumber oleh ketua panitia conservation camp 2020 Saudari Silvy. Hasil kegiatan survey vegetasi dan penghitungan cadangan karbon selanjutnya akan dilaporkan dan dipresentasikan oleh para peserta pada sesi akhir conservation camp 2020 yang dipandu oleh panitia pelaksana.